• Buku Panduan Kerjasama
  • Buku Panduan Kerjasama

PERAYAAN HARI GURU DI THAILAND: TRADISI PENGHORMATAN PENUH MAKNA DALAM DUNIA PENDIDIKAN

lkui.umsida.ac.id – Setiap tanggal 13 Juni, masyarakat Thailand memperingati salah satu hari penting dalam dunia pendidikan, yaitu Hari Guru atau dikenal dengan sebutan Wai Kru Day. Perayaan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi mencerminkan nilai-nilai budaya Thailand yang menjunjung tinggi penghormatan kepada guru sebagai sosok penting dalam kehidupan dan masa depan siswa. Di sekolah-sekolah, termasuk sekolah tempat seorang mahasiswa asal Indonesia melaksanakan program International Internship, upacara peringatan ini dilaksanakan dengan penuh khidmat dan makna. (13/06/2025)

Mahasiswa tersebut, Elsyien, merupakan peserta magang dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Ia membagikan pengalamannya ketika mengikuti langsung perayaan tersebut di sekolah tempat ia ditempatkan. Persiapan dilakukan jauh-jauh hari sebelum tanggal 13 Juni, dan setiap kelas diberi tugas membuat karangan bunga khusus. Jenis bunga yang digunakan pun tidak sembarangan. “Bunga yang dipilih biasanya memiliki makna simbolis, seperti bunga Dok Khem yang melambangkan ketekunan dan tekad dalam belajar, serta rumput dan daun-daunan yang mencerminkan kerendahan hati dan kesabaran,” jelas Elsyien saat menggambarkan bagaimana para siswa menyusun persembahan mereka.

Puncak perayaan Wai Kru adalah upacara penghormatan kepada guru yang dilakukan dengan sangat tertib. Para siswa mengenakan seragam rapi, duduk bersila di aula sekolah, dan secara bergiliran menghaturkan karangan bunga kepada para guru yang duduk di barisan depan. Setiap perwakilan siswa maju, berlutut, dan membungkukkan badan dalam-dalam sebagai bentuk penghormatan. Elsyien menyampaikan kekagumannya terhadap momen tersebut. “Saya melihat bagaimana antusiasme dan kesungguhan siswa dalam menyiapkan karangan bunga, serta ketulusan mereka saat memberikan penghormatan kepada guru, menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga dalam setiap interaksi yang dibangun di atas rasa hormat dan penghargaan,” ucapnya.

Setelah menerima bunga dari siswa, para guru biasanya membalas dengan nasihat, motivasi, dan doa. Suasana aula menjadi sangat emosional. Menurut Elsyien, momen ini menjadi pengingat bahwa pendidikan memiliki dimensi yang lebih dalam. “Tradisi Wai Kru menjadi pengingat penting tentang nilai-nilai dasar yang seharusnya tetap dijaga dalam dunia pendidikan,” ujarnya, menegaskan bahwa penghormatan terhadap guru adalah aspek yang tidak boleh diabaikan dalam sistem pendidikan mana pun.

Sebagai mahasiswa Indonesia yang tengah berada di lingkungan pendidikan Thailand, Elsyien menganggap bahwa budaya penghormatan seperti ini memberikan pelajaran moral yang sangat kuat. Ia mengamati langsung bagaimana siswa begitu serius mempersiapkan upacara dan menunjukkan rasa hormat mereka secara tulus. “Ini adalah pengalaman budaya yang sangat berharga karena memperlihatkan betapa dalamnya makna penghormatan terhadap guru dalam sistem pendidikan Thailand,” lanjutnya.

Upacara Wai Kru juga berperan dalam mempererat kerja sama dan rasa persatuan antarsiswa. Dalam proses menyiapkan karangan bunga, setiap siswa mengambil bagian dan bekerja sama demi memberikan persembahan terbaik dari kelas mereka. Hal ini, menurut Elsyien, mencerminkan pembelajaran karakter yang berlangsung secara nyata. “Perayaan Hari Guru di Thailand juga berfungsi sebagai ajang pendidikan karakter dan pembentukan jati diri yang kokoh bagi siswa,” tambahnya.

Melalui tradisi tahunan ini, masyarakat Thailand menunjukkan bahwa pendidikan adalah proses yang tidak hanya berfokus pada transfer ilmu, tetapi juga penanaman nilai-nilai kemanusiaan dan budaya. Guru ditempatkan dalam posisi mulia dan dihormati. Elsyien menutup refleksinya dengan harapan pribadi yang tumbuh dari pengalaman ini. “Saya pribadi merasa semakin termotivasi untuk menjadi guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi teladan dan inspirasi bagi para siswa saya kelak,” tuturnya penuh semangat.

Penulis: Elsyien

Editor: LKUI

Related Posts

Dosen UMSIDA Soroti Kesenjangan Pendidikan dan Dunia Kerja di Tengah Meningkatnya Pengangguran Sarjana

lkuiumsida.ac.id – Tantangan ketenagakerjaan di Indonesia kian kompleks seiring dengan...

UMSIDA Joins Regional Academic Alliance: Forging New Ties with Seven Philippine Universities

lkui.umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) has reaffirmed its commitment...

Umsida and Parallaxnet Start-up Forge Global Tech-Education Partnership

lkui.umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) has reaffirmed its commitment...